Samarinda – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) telah menyelesaikan penyusunan dokumen IPRO (Investment Project Ready to Offer) untuk sektor perkebunan, yang kini siap dipromosikan kepada calon penanam modal. Dokumen ini memuat beragam proyek strategis di bidang perkebunan, mencakup komoditas seperti kakao, karet, dan kelapa sawit.
Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud menekankan bahwa dokumen semata tidaklah cukup untuk mendatangkan investor. Menurut laporan Antara, promosi yang gencar dan strategi pengembangan industri hilir dinilai krusial untuk meningkatkan nilai tambah komoditas lokal serta memperkuat citra Kaltim sebagai tujuan investasi.
1. Proyek pengembangan investasi di Kaltim
Salah satu fokus proyek IPRO adalah pengembangan investasi kakao dan pertanian di Mahakam Ulu, yang bertujuan untuk mengimbangi dominasi sektor pertambangan. Langkah ini didukung dengan penetapan indikasi geografis guna memperkuat nilai jual kakao asal Mahakam Ulu di kancah domestik dan global.
Sementara di Kutai Barat, terbuka peluang investasi untuk pengolahan lanjutan industri karet, seperti produksi crumb rubber. Adapun di Kutai Timur, pemerintah mendorong investasi di bidang hilirisasi kelapa sawit guna menghasilkan produk turunan untuk industri kimia dan pangan. Berbagai pemerintah kabupaten juga telah menyelenggarakan forum investasi untuk menjaring minat dari dunia usaha.
2. Lima negara penanam modal asing terbesar di Kaltim
Di luar IPRO, Kaltim telah mempersiapkan tujuh kawasan industri strategis yang dapat menampung investasi berskala besar. Hingga tahun 2025, tercatat lima negara yang mendominasi investasi asing (PMA) di Kaltim, yaitu:
- Singapura: 163,74 juta dolar AS (475 proyek)
- Mauritius: 126 juta dolar AS (4 proyek)
- Tiongkok: 81,99 juta dolar AS (151 proyek)
- Malaysia: 70,36 juta dolar AS (245 proyek)
- Inggris: 46,43 juta dolar AS (55 proyek)
3. Peningkatan lapangan kerja di Kaltim
Rudy Mas’ud menegaskan bahwa arus investasi yang tinggi harus memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat, terutama dalam penciptaan lapangan kerja dan stimulasi ekonomi lokal. Dengan visi bertransformasi ke industri hijau dan ekonomi biru, Kaltim membuka peluang investasi di beragam sektor, seperti pengolahan limbah, energi surya, dan ekowisata.
Namun, ia juga mengingatkan bahwa tantangan utama adalah memastikan manfaat investasi benar-benar terasa. Kesiapan infrastruktur, tenaga kerja yang berkualitas, serta kemudahan perizinan menjadi faktor penentu untuk menjaga daya tarik Kaltim di hadapan investor internasional.
