Usul Rudy Mas’ud: Keruk Mahakam yang Terbengkalai 20 Tahun untuk Atasi Banjir

Samarinda – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, mengungkapkan kekesalannya menyaksikan masalah banjir yang semakin memburuk di wilayahnya.

Ia menyatakan, situasi ini telah mengacaukan kegiatan masyarakat dan membuatnya merasa sangat terganggu.

Keluhan tersebut disampaikannya secara langsung dalam kunjungannya ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Jakarta beberapa waktu lalu.

Rudy Mas’ud Tegaskan Banjir Kaltim Bukan Cuma Persoalan Hujan

Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya @h.rudymasud, Rudy Mas’ud secara blak-blakan menyampaikan keluhan tentang banjir di Kalimantan Timur yang intensitasnya kian parah tiap tahun.

Menurut penilaiannya, persoalan ini tidak hanya disebabkan oleh hujan biasa, melainkan telah berubah menjadi masalah yang bersifat struktural.

“Saya sangat kewalahan menghadapi banjir ini, kami lah yang paling merasakan dampaknya,” ujarnya dalam pertemuan dengan Dirjen Kementerian Perhubungan.

Rudy lalu menambahkan, pengalaman kerjanya di bidang kemaritiman masa lalu memberinya pemahaman tentang cara mengatur sungai dan aliran air.

“Oleh karena itulah, Pak Dirjen, hari ini saya ingin menyampaikan, latar belakang saya sebelumnya memang di laut,” imbuhnya.

Ia menekankan, masalah banjir ini tidak hanya muncul pada saat hujan lebat.

Bahkan, menurut Rudy, banjir bisa terjadi tanpa adanya hujan.

“Sungai bisa meluap begitu saja, meski tidak hujan sekalipun. Izin Pak Dirjen, banjir tetap terjadi,” tambahnya.

Ia juga menyoroti bahwa air pasang tinggi bisa menjadi bencana sendiri, apalagi jika diperparah dengan hujan.

“Tanpa hujan pun banjir. Air pasang sudah tinggi. Kalau ditambah hujan, saya bisa pingsan dibuatnya,” kata Rudy.

Solusi dari Rudy: Normalisasi dan Pengerukan Sungai Mahakam

Rudy berharap pemerintah pusat dapat memberikan bimbingan, baik secara teknis maupun non-teknis, untuk menormalkan kembali alur sungai agar penanganan banjir dapat berjalan lebih cepat.

Lebih lanjut, saat dikonfirmasi mengenai agenda kunjungannya, Rudy menegaskan bahwa tujuannya datang ke kementerian adalah untuk mencari solusi konkret mengatasi banjir di Kaltim.

Menurut Rudy, solusi yang paling masuk akal dan bersifat teknis untuk mengurangi banjir adalah dengan melaksanakan pengerukan komprehensif pada Sungai Mahakam yang panjangnya mencapai 980 KM.

“Saya bukan bagian dari Kemenhub, tetapi saya menyampaikan kepada Kemenhub agar Kalimantan Timur bisa terbebas dari banjir. Salah satu solusinya adalah dengan mengeruk Sungai Mahakam,” jelas Rudy dalam wawancara dengan wartawan, Senin (27/10/2025).

Ia menegaskan bahwa Sungai Mahakam sudah hampir 20 tahun tidak dikeruk, menyebabkan aliran sungai tersumbat dan daya tampungnya berkurang saat menghadapi hujan deras atau air pasang.

Rudy menyatakan, normalisasi sungai mutlak dilakukan agar genangan banjir dapat cepat surut dan tidak menimbulkan korban.

“Tujuannya agar wilayah kita, mulai dari Mahakam Hulu, Kutai Barat, Kutai Timur, termasuk Kutai Kartanegara dan Samarinda, tidak banjir. Begitu hujan, terlebih dengan volume tinggi, langsung banjir. Bukan karena tidak ada saluran pembuangan, tetapi aliran sungai kita perlu dinormalisasi agar banjirnya bisa cepat surut,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top