SAMARINDA – Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di empat rumah sakit milik Pemerintah Provinsi Kaltim, Rabu malam,(29/10). Kunjungan ini bertujuan meninjau secara langsung kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Keempat rumah sakit yang ditinjau adalah Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam, Rumah Sakit Mata Provinsi Kaltim, RSUD KORPRI Provinsi Kaltim, dan RSUD Abdoel Wahab Sjahranie (AWS).
Temuan Utama: IGD Tiga RS Kosong, Sosialisasi Perlu Ditingkatkan
Dalam peninjauannya, Wagub Seno Aji menemukan fakta bahwa IGD di tiga rumah sakit—RSJD Atma Husada, RS Mata, dan RSUD KORPRI—dalam kondisi sepi pasien. Ia menegaskan bahwa fasilitas di ketiga rumah sakit tersebut sebenarnya dalam kondisi baik dan peralatan medisnya lengkap, sehingga bisa melayani masyarakat umum.
“Kondisinya bagus, peralatannya lengkap, tapi sayangnya kosong. Masyarakat lebih memilih berobat ke RSUD AWS. Artinya, sosialisasi ke masyarakat yang harus kita tingkatkan lagi,” ujar Seno Aji.
Ia berharap masyarakat menyadari bahwa ada alternatif rumah sakit lain yang dapat menangani gawat darurat selain AWS, sehingga beban pasien di rumah sakit rujukan utama itu dapat terdistribusi.
Evaluasi dan Langkah Tindak Lanjut
Menanggapi temuan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kaltim, Jaya Mualimin, mengonfirmasi bahwa IGD di tiga rumah sakit tersebut memang bisa digunakan untuk umum. Ia menyatakan akan segera memimpin koordinasi untuk membagi beban pelayanan.
“Kita akan bagi tugas pelayanan IGD. Untuk kasus-kasus ringan seperti gastritis (maag) atau influenza, bisa ditangani di tiga rumah sakit tersebut. Sementara AWS dapat fokus menangani pasien dengan kondisi gawat yang membutuhkan dokter spesialis lengkap,” jelas Jaya Mualimin.
Strategi ini diharapkan dapat mengatasi kepadatan di RSUD AWS dan mengoptimalkan fasilitas kesehatan yang telah tersedia.
Penambahan Tempat Tidur dan Dokter Spesialis 24 Jam
Selain masalah distribusi pasien, evaluasi juga menyoroti keterbatasan tempat tidur. Seno Aji mengungkapkan adanya ketimpangan jumlah tempat tidur antar kelas. Untuk mengatasinya, Pemerintah Provinsi akan mempercepat penyelesaian Gedung Pandurata yang nantinya dapat menampung sekitar 700 tempat tidur tambahan.
Di sisi lain, Dinas Kesehatan telah menyiapkan anggaran sebesar Rp 16,8 miliar untuk menempatkan dokter spesialis yang standby 24 jam di IGD RSUD AWS. Saat ini, dokter spesialis di AWS masih berstatus on-call (dipanggil saat dibutuhkan), yang dinilai kurang optimal.
“Idealnya di rumah sakit kelas A ada lima dokter spesialis yang standby 24 jam, yaitu untuk bidang anak, penyakit dalam, bedah, kebidanan, dan anestesi. Kami akan penuhi ini, dan satu dokter spesialis akan mendapatkan insentif Rp 25 juta per bulan,” terang Jaya Mualimin. Proses pengadaan tenaga dokter ini ditargetkan mulai Oktober.
Kondisi Terkini Pelayanan di RSUD AWS
Dalam sidaknya, Wagub Seno Aji menyoroti sistem antrian di RSUD AWS yang dinilai sudah membaik.
“Saya lihat tidak ada antrean menumpuk (backlog) lagi. Mudah-mudahan ini berkelanjutan, bukan hanya kebetulan malam ini,” ujarnya.
Ia berkomitmen untuk terus melakukan sidak secara berkala guna memastikan kualitas pelayanan masyarakat tetap terjaga. Dari sisi ketersediaan tempat tidur dan penanganan pasien berpenyakit berat seperti jantung, pelayanan dilaporkan berjalan baik.
Imbauan kepada Masyarakat
Baik Wagub maupun Kadis Kesehatan mengimbau masyarakat untuk lebih memanfaatkan seluruh fasilitas kesehatan yang ada.
“Jangan selalu berpikir bahwa UGD hanya ada di AWS. Semua rumah sakit punya IGD 24 jam. Masyarakat bisa mencoba ke rumah sakit lain yang juga memiliki fasilitas lengkap. Pasti akan dilayani dengan baik,” pesan Jaya Mualimin.
Dengan upaya redistribusi pasien dan penambahan tenaga medis, Pemerintah Provinsi Kaltim berharap dapat menciptakan pelayanan kesehatan darurat yang lebih merata dan optimal bagi seluruh warganya.
(chanz)
