SAMARINDA – Aliran investasi berskala besar yang masuk ke Kalimantan Timur sejalan dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan kesempatan strategis bagi wilayah ini untuk mengukuhkan diri sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru Indonesia.
Dalam momen penting ini, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) menyatakan tekadnya untuk berperan sebagai mitra penting pemerintah daerah dalam meningkatkan daya tarik investasi, serta menjamin pelibatan pengusaha setempat dalam setiap tahap pembangunan.
Menurut Ketua Umum HIPPI, Erik Hidayat, kehadiran IKN telah menggeser lanskap perekonomian nasional. Kaltim kini menjadi daya tarik bagi investasi global dengan dana yang mengalir dari beragam bidang, seperti infrastruktur, energi, hingga teknologi ramah lingkungan. Meski demikian, Erik menekankan perlunya kebijakan yang pro pada pelaku lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton di daerah sendiri.
“Kami mengamati banyak investasi besar yang masuk, namun partisipasi pengusaha lokal masih minim. HIPPI berupaya membuka akses, meningkatkan kemampuan, dan memberikan dukungan agar mereka dapat menjadi pemeran utama dalam pembangunan IKN,” ucap Erik Hidayat seusai acara pelantikan pengurus DPD HIPPI Kaltim di Kantor Gubernur, Sabtu (1/11/2025).
Erik menyampaikan bahwa misi HIPPI adalah menciptakan keselarasan antara investasi besar dan penguatan ekonomi akar rumput. Pembangunan nasional yang berkeadilan, menurutnya, hanya akan terwujud jika pengusaha lokal dilibatkan secara penuh dalam rantai pasok industri dan proyek-proyek strategis di daerah.
“Investasi dari luar dan dalam negeri memang diperlukan untuk memacu pembangunan, namun kemandirian ekonomi bangsa tidak akan tercapai tanpa pemberdayaan pelaku lokal. Peran HIPPI adalah untuk menciptakan keseimbangan tersebut,” tegasnya.
Erik juga mengungkapkan bahwa HIPPI sedang merancang beberapa inisiatif strategis guna memperkuat kedudukan pengusaha pribumi di tengah arus globalisasi dan liberalisasi ekonomi. Program intinya adalah pendirian koperasi nasional HIPPI, yang akan berfungsi sebagai alat kolektif bagi anggotanya di seluruh Indonesia untuk memperluas akses terhadap modal, logistik, dan pasar.
“Koperasi ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat simpan pinjam, melainkan juga sebagai sarana gotong royong ekonomi. Tujuan kami adalah menciptakan jejaring perekonomian rakyat yang saling mendukung dari pusat hingga daerah, termasuk di Kaltim,” jelasnya.
Di samping itu, HIPPI juga sedang mempersiapkan program pemberdayaan UMKM di sektor-sektor yang memiliki prospek cerah, seperti ketahanan pangan, energi terbarukan, dan ekonomi kreatif. Erik berpendapat bahwa model pembangunan IKN yang berkelanjutan sangat sesuai sebagai lahan pertumbuhan bagi pelaku usaha daerah yang memiliki visi hijau dan inovatif.
“Kaltim memegang peranan krusial dalam peta investasi nasional. Oleh karena itu, HIPPI akan terus berkoordinasi dengan pemda dan kementerian/lembaga terkait untuk memastikan pelaku lokal terlibat dalam setiap fase pembangunan IKN,” kata Erik.
Ia menambahkan, HIPPI akan aktif menjadi penghubung untuk kemitraan antara pengusaha lokal dengan investor besar, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Kami menginginkan adanya alih teknologi, alih pengetahuan, dan alih nilai ekonomi agar pembangunan ini sungguh-sungguh dapat melahirkan kelas menengah baru di daerah,” ujarnya.
Erik menegaskan kembali bahwa HIPPI bukan sekadar organisasi pengusaha, tetapi lebih merupakan sebuah gerakan nasional yang memperjuangkan kemandirian ekonomi pribumi.
“Kami ingin pengusaha lokal menjadi tuan di negeri sendiri. IKN adalah momen untuk membuktikan bahwa Indonesia mampu membangun dengan mengandalkan kekuatan putra-putrinya,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua DPD HIPPI Kaltim, dr. Montik Dewi Rahayu, berpendapat bahwa pembangunan IKN harus menjadi pintu kebangkitan bagi pengusaha lokal. Menurutnya, Kaltim memiliki potensi ekonomi yang sangat besar, namun belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha di daerah.
“Peluang tidaklah kurang, yang diperlukan adalah kesiapan. Banyak proyek besar beroperasi di sekitar kita, namun pengusaha lokal kerap tidak terlibat karena keterbatasan akses dan kapasitas,” ujar dr. Montik.
Untuk mengatasi hal tersebut, HIPPI Kaltim telah menyusun rencana kerja jangka menengah yang berfokus pada tiga hal pokok.
Pertama, peningkatan kapasitas dan literasi bisnis pengusaha lokal lewat pelatihan, pendampingan, serta fasilitasi manajemen keuangan dan digitalisasi. Kedua, penyelarasan program dengan pemerintah dan lembaga keuangan, melalui koordinasi dengan Pemprov Kaltim, Bank Indonesia, dan investor agar usaha lokal dapat masuk dalam rantai pasok pembangunan IKN dan sektor strategis lainnya.
Ketiga, kolaborasi lintas sektor antaranggota HIPPI, dengan membuka peluang kemitraan di bidang seperti material bangunan, transportasi, pertanian, dan kuliner untuk menciptakan rantai bisnis yang saling menguntungkan.
“Kami ingin HIPPI Kaltim menjadi wadah kolaborasi nyata, bukan hanya asosiasi yang formalitas. Pengusaha dari berbagai sektor dapat saling membantu dan menciptakan sinergi ekonomi yang konkret,” tambahnya.
dr. Montik juga menyoroti pentingnya akses permodalan yang inklusif bagi UMKM dan usaha kecil di Kaltim. Solusi jangka panjang yang ditawarkan adalah dengan membentuk koperasi HIPPI Kaltim yang dapat memberikan bantuan finansial dan logistik bagi para anggotanya.
“Koperasi adalah alat vital agar usaha kecil dapat bertahan dan berkembang bersama. Kami akan mendorong pendirian koperasi HIPPI di Kaltim agar pengusaha lokal tidak bergantung pada modal dari luar,” tegasnya.
Selain sektor konstruksi dan jasa yang terkait erat dengan IKN, HIPPI Kaltim juga melihat peluang besar di bidang pertanian, pangan, dan industri kreatif daerah.
“Kaltim bukan hanya tentang pertambangan. Kami memiliki potensi agribisnis, kuliner, dan industri kreatif yang dapat maju pesat dengan pengelolaan yang tepat,” ujarnya.
dr. Montik menegaskan bahwa visi HIPPI Kaltim tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi, tetapi juga keadilan dalam pembagian kesempatan usaha bagi masyarakat lokal.
“Kami ingin pengusaha Kaltim Timur menjadi aktor utama, bukan figuran. Kehadiran HIPPI bertujuan memastikan mereka siap bersaing dan berjaya di tengah transformasi ekonomi daerah yang masif,” tutupnya.
