SAMARINDA – Rencana pengerukan Sungai Mahakam masih menjadi topik yang banyak dibicarakan di media sosial.
Netizen penasaran dengan alasan Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, yang sering menyampaikan gagasan ini.
Rudy Mas’ud: Maksud Pengerukan Sungai Lebih dari Sekadar Banjir
Rudy Mas’ud menekankan bahwa tujuan pengerukan sungai tidak hanya terbatas pada penanganan banjir yang sering terjadi di Kaltim.
Menurutnya, mengeruk Sungai Mahakam juga memiliki tujuan untuk membuat alur sungai lebih lancar dan menjamin keamanan rute untuk transportasi kapal, seperti kapal tongkang.
“Alur perdagangan melalui sektor kemaritiman harus berjalan tanpa hambatan,” ujar Rudy dalam pertemuan dengan awak media, Senin (3/11/2025).
Muara Pegah Jadi Lokasi Prioritas Pengerukan
Muara Pegah di Kutai Kartanegara ditetapkan sebagai salah satu lokasi yang paling perlu segera dikeruk.
Lokasi tersebut merupakan gerbang masuk bagi kapal-kapal berukuran besar maupun kecil yang menuju Kaltim.
Rudy menjelaskan, pengerukan di tempat itu sangat penting agar aktivitas transportasi dan perdagangan di seluruh penjuru Kaltim tidak terganggu.
“Muara Pegah adalah jalur masuk ke Kaltim, yang artinya manfaatnya tidak hanya untuk Samarinda,” jelasnya.
Pengerukan Termasuk Dalam Program Revitalisasi Sungai Jospol
Program pengerukan Sungai Mahakam juga termasuk dalam satu dari sembilan program unggulan Jospol yang diusung Gubernur Kaltim, yaitu program revitalisasi sungai.
Program tersebut berfokus pada perawatan alur sungai untuk menunjang transportasi publik, pengangkutan industri, serta sektor pariwisata.
Dua Fokus: Kelancaran Pelayaran dan Pengurangan Banjir
Menanggapi pertanyaan tentang prioritas pengerukan, apakah untuk sektor kemaritiman atau pengendalian banjir, Rudy menyebutkan bahwa kedua aspek tersebut sama-sama menjadi perhatian.
“Prioritas utamanya adalah memastikan alur perdagangan di sektor kemaritiman dapat beroperasi dengan lancar. Selanjutnya, yang kedua adalah persoalan banjir,” tutupnya.
