SAMARINDA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) telah mengaktifkan status siaga guna mengantisipasi puncak musim penghujan yang diperkirakan berlangsung pada Desember 2025. Beberapa wilayah di Kaltim dinilai memiliki kerentanan banjir yang besar, sehingga upaya pencegahan dinilai sangat penting.
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, mengungkapkan bahwa Pemprov telah menyelenggarakan rapat koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) guna membahas kesiapan teknis dan langkah-langkah mitigasi menyongsong peningkatan curah hujan yang diprakirakan cukup tajam.
“Kami akan mendiskusikan secara mendetail kesiapan tiap daerah dalam menghadapi hujan deras. Hasil pembahasan akan segera disampaikan kepada publik,” tutur Seno, Kamis (4/12/2025).
Dia menekankan perlunya mempererat kolaborasi antara pemerintah kabupaten/kota dengan BPBD, khususnya dalam memantau kawasan rawan serta memperkuat sistem peringatan dini. Masyarakat didorong untuk lebih waspada, menyiapkan skenario evakuasi, dan segera berpindah ke tempat aman bila cuaca mengancam.
“Masyarakat dapat mengungsi ke lokasi yang lebih aman sebelum hujan intensif turun. Sosialisasi dan informasi terkini akan terus kami berikan,” imbuhnya.
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi APT Pranoto Samarinda telah memberikan peringatan akan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada sepuluh hari awal Desember. Prakiraan curah hujan berkisar antara 50–150 milimeter dengan kemungkinan di atas 70 persen di banyak daerah Kaltim.
Sementara itu, kawasan barat seperti Kutai Barat, Mahakam Ulu, serta sebagian Kutai Timur diprakirakan menerima curah hujan yang lebih signifikan, yakni 150–300 mm, dengan peluang hujan lebat sekitar 50–70 persen.
Kepala Stasiun Meteorologi APT Pranoto, Riza Arian Noor, menjelaskan bahwa potensi hujan tinggi tersebut dapat memicu bencana hidrometeorologi. Dampaknya dapat berupa banjir, luapan sungai, tanah longsor, jalan licin, hingga pohon tumbang akibat angin kencang dan petir.
Menyikapi proyeksi peningkatan intensitas hujan, pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan tetap waspada serta rajin memperbarui informasi dari sumber resmi BMKG dan BPBD guna mengurangi potensi kerugian akibat bencana.
